Hiii..call me Don. iam a big boy. And this is a stories bout me. My mom would telling us on this blog. Ini adalah cerita keseharian Don dengan orang-orang di sekelilingnya
Seorang anak nampak asyik
dengan mainan yang baru dibelikan ibunya
"Bu..binatang yang
sudah langka itu apa aja ???" tiba-tiba saja si anak bertanya pada ibunya.
"Ya...
banyak," jawab ibu singkat
"Iya..apa saja,
coba disebutkan"
"Harimau, Komodo,
Paus dan Hiu raksasa..," ibu mulai menyebut satu persatu binatang langka
yang terlintas di kepalanya
"Bagaimana rasanya
punya binatang langka ya bu..aku ingin punya binatang langka. Kalau begitu aku
mau membuat binatang langka dari mainan "malam" ini,"pikir si anak.
"Terus kalau udah
jadi nanti difoto ya bu, biar aku bisa punya binatang langka ini. Nanti aku
simpan di kamar sampai aku besar.
Nah tugas ibu sekarang
mencarikan aku tukang foto. Aku ingin foto dengan binatang langka bikinanku..."cerocos
si anak sambil mulai melumat-lumat "malam" warna biru dan hijau yang
ada di tangannya dalam bentuk yang dia anggap binatang langka.
Sejurus kemudian, jadilah
harimau dan hiu raksasa dihadapan si anak.
Sudah menjadi bagian dari agenda rutin di sekolah
Don adalah field trip atau kunjungan ke luar sekolah. Nah, kali ini anak kelas
3 sampai kelas 6diajak berkunjung ke
dua tempat sekaligus. Ke pabrik jamu Nyonya Meneer dan Masjid Agung.
Di sana setiap siswa diminta melakukan observasi
lapangan dan membuat laporan yang dikumpulkan tiga hari kemudian. Diketik dari
notebook mama.
Cerita ini ditulis Don dengan bantuan mama. Maksudnya, mama membantu
menuliskan (capek katanya nulis banyak). Sedangkan semua cerita dari Don
Pengin tahu bagaimana laporan Don? Baca dech...dan
nikmati perjalanan bersama Don
Don Manik
Kelas : 3
Sekolah : SD Islam P. Diponegoro
Pengalamanku berkunjung ke PT. Nyonya Meneer dan
Masjid Agung.
Hari rabu aku
berangkat sekolah diantar mama.Aku mau
pergiberkunjung ke PT. Nyonya Meneer
dan Masjid Agungbersama teman-teman.
Kami naik bus
ramai-ramai. Akududuk denganHilmyteman sekelasku. Menuju jalan Kaligawe lewat jalan tol.
Sampai di PT.
Nyonya Meneeranak perempuan diajak ke
museum jamu duluan, diajak memakai bedak dingin di jidat dan melihat
bahan-bahan untuk membuat jamu. Anak laki-laki diajak mencoba jamu yang diseduh
dengan air panas. Rasanya pedas dan panas. Anak perempuan selesai, gantian
dengan anak laki-laki.
Di museum ada
patung perempuan sedang menumbuk bahan-bahan untuk jamu. Ada patung sedang
mengolah jamu. Ada juga patung nyonya Meneer. Nama aslinya Long Yang Pia. Dia
orang China yang menikah dengan orang Semarang. Dia membuat jamu untuk suaminya
yang sakit, dan sembuh setelah minum jamu. Banyak yang pesan jamu sama dia. Terus
dia punya usaha bikin jamu. Sekarang yang punya pabriknya orang lain.
Habis itu, orang
yang bantu perusahaannya itu memberi pertanyaan kepada teman-teman. Yang bisa
jawab dapat satu minyak kayu putih. Temanku bisa menjawab satu, namanya Ibnu.
Terus dia menjawab lagi. Terus dapat dua minyak kayu putih deh.
Kami dikasih jamu
yang strong untuk sakit kepala dan hidung. Buat mama di rumah.
Terus kami semua
melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung lewat jalan Majapahit. Perjalanan agak
lama. Sampai di masjid Agung, aku dan teman-teman harus menunggu bus yang lain
karena aku dan teman-teman lewat jalan pintas. Yang lainnya lewat jalan tol.
Habis datang kami
diajak naik tower. Kami naik lift sampai ke lantai 19. Ada kelas 2 membawa koin
500 kuning untuk meneropong. Terus ada yang berebutan teropong. Padahal tidak
membawa koin. Aku dan temanku membawa bekal dan dibagi ke pak guru. Kami makan
ramai-ramai di atas. Ada 2 temanku yang melanggar peraturan ustad padahal udah diingatin tidak boleh
menyobek kertas. Mereka disuruh ganti rugilima ribu. Mereka tidak tahu.Terus ustad nyuruh aku ngasih tahu.
Kami turun ke
lantai tiga lihat museum. Disana ada bioskopnya. Cuman sebentar. Terus melihat-lihat
turun ke lantai dua. Ada kapal nelayan tapi cuman depannya saja. Belakangnya
tidak ada. Ada pasir pantai yang tersisa. Lalu turun ke bawah menuju ke masjid.
Sampai di masjid sepatuku ku copot, aku langsung lari ke dalam masjid. Sampai
di dalam masjid, aku lihat kakiku
melepuh karena panas.
Lalu ada kelas 2
yang nangis karena kepanasan. Terus aku pakai kaos kaki turun ke bawah wudlu
untuk shalat. Sampai di dalam masjid aku melihat Al-Quran raksasa di tulisnya 2
tahun 3 bulan. Terus bedugnya itu besar banget. Aku ingatnya bedugnya warnanya
hijau.
Aku shalat
berjamaah dengan teman-teman. Sehabis shalat aku keluar dari masjid untuk
pulang. Kakiku tidak kepanasan karena aku pakai kaos kaki. Jadi aku tidak lari.
Adik kelas 1 dan 2 aku melihat dia kakinya melepuh.
Kami pulang naik
bus. Di bus dapat makanan katering ayam dan nasi. Kami makan bersama di dalam
bus. Terus sampai sekolahan aku nunggu mama menjemput. Terus mama datang. Kami
pulang ke rumah naik motor. Aku senang sekali.
Selesai.
sayangnya nggak boleh bawa kamera. Mama juga nggak boleh ikut. Jadi nggak ada fotonya..hiiiks
”Ma, disuruh potong rambut,” kata Don sepulang
sekolah. Kebetulan siang itu Mama nggak bisa jemput karena ada urusan di luar.
”Hmm, sapa yang suruh?” tanya mama.
"Bu guru,” jawab Don singkat.
”Nah, sekarang baru tahu rasa kan. Jadi malu
sendiri. Sampai bu guru aja turun tangan buat ngurusi rambutmu yang kayak hutan
Borneo gitu.”
Mama melihat tampang Don yang memelas.
Terdengar gumaman tak jelas dari mulutnya. Meski udah dapat peringatan dari
guru, sepertinya Don masih nggak rela kehilangan rambutnya untuk sementara. rasa
sayang berlebihan dengan rambut panjang tetap membuat Don enggan mencukur
rambutnya.
”Duuh, kamu lebay amat ya. Udahlah nggak
usah terlalu dipikirin. Meski dipotong kan nanti bakalan tumbuh lagi. Hilangnya
cuman sementara..”
Siang itu seperti biasa, waktu menunjukkan
pukul 11 siang. Dan itu artinya mama harus jemput Don di sekolah.
Ya, pukul 11 siang saatnya anak kelas satu
termasuk Don keluar kelas.
Sesampai mama di sekolah, ternyata Don
sudah menunggu mama di tempat biasa. Tempat bermain yang ada di samping sekolah.
Mama terlambat 15 menit. tapi nggak
apa-apa, jadi Don punya waktu untuk bermain dengan teman-teman sebelum mama
datang menjemput. Oh ya, Don tetap merasa nyaman menunggu dan bermain karena
penjaga sekolah selalu setia menunggu semua murid. Sampai benar-benar ”bersih”.
Maksudnya sampai anak-anak pulang semua, pak satpam penjaga sekolah baru bisa
pulang.
Siang itu sekolah sudah tidak begitu ramai
ketika mama datang. Tinggal beberapa anak saja yang masih menunggu jemputan.
Melihat motor mama, pak satpam langsung
memanggil Don yang tengah asyik bermain ayunan.
”Don..mama udah dateng tuh,” panggil pak
satpam.
Don langsung menoleh parkir motor yang ada
di depan masjid dekat sekolah. Begitu melihat mama, Don langsung beringsut
menuju bu Eny dan memberi salam. Ia adalah wali kelas satu. Seperti kebiasaan
yang ada di sekolah Don, setiap datang atau pulang sekolah membari salam kepada
bu guru.
Sambil membonceng motor di belakang mama,
Don mulai bercerita. Ini menjadi kebiasaan Don setiap berada di atas jok motor.
Perjalanan dari sekolah ke rumah sebenarnya hanya ditempuh dalam waktu lima
menit.
Ya, lima menit yang selalu penuh dengan
cerita. Lima menit yang berarti.
”Ma, aku tadi minjemin pensilku ke Hilmy
karena dia ga bawa pensil,” kata Don.
”Iya, ” jawab mama singkat.
”Nggak apa-apa aku pinjemin biar dia bisa
nulis di sekolah. Coba bayangkan kalau dia nggak bawa pensil. Dia nggak bisa
nulis dan ngikutin pelajaran di sekolah. Kan kasihan.”
”Baguslah, kamu sendiri masih punya pensil
kan,”
”Masih. Terus pensil yang aku pinjamkan itu
juga aku kasih aja di Hilmy.”
”Pensil yang mana?” tanya mama.
”Pensil yang berwana hitam itu lho....”
Panjang atau yang pendek ?”
”Ya..yang sedenganlah. nggak panjang dan nggak
pendek. Nggak apa-apa ya ..kan biar Hilmy punya pansil. Lagian pensilku masih
banyak. Masih ada 15 buah lho Ma.”
”Masak sih, berarti pansilmu masih banyak dong.”
”Iyalah. Kemarin pensilku ada 18.terus aku
kasihin ke teman-temanku. Aku kasih Fadil satu, terus aku kasih Nino satu. Faden
juga dan aku kasih Hilmy satu
"Lihat itu Bu...tanahnya melarikan
diri..!!!" seru si anak kepada ibunya sambil menunjuk truk berwarna hijau penuh
muatan tanah merah yang melintas di depan motor mereka.
"Di mana sayang ?" tanya si ibu
sambil mengendarai motornya.
"Itu lho Bu.., tanah di atas truk itu
melarikan diri dari dalam truk. Kasihan
mereka melarikan diri sampai jatuh dan tercecer di jalanan beraspal ini. Bahkan
sampai di injak-injak oleh motor kita dan kendaraan yang lain yang lewat di
belakang truk itu.”
”Tanah-tanah itu mau di bawa kemana ya,
dan kenapa mereka sampai melarikan diri seperti itu. Mereka pasti tidak mau
diajak pergi tapi dipaksa. bener khan Bu..??!!" tanya si anak lagi dengan
nada tinggi.
"Mungkin saja," jawab ibu
singkat.
"Ibu tidak tahu pasti apakah tanah
itu akan melarikan diri karena akan disakiti. tapi disakiti oleh siapa
ya..."
Satu hal yang paling dan sangat tidak
disukai Don adalah potong rambut. Don lebih suka punya rambut yang gondrong.
Rambut yang bisa disisir kebelakang. Bisa diberi air atau gel, jadi bisa ditarik keatas. Rambut godek yang panjang hingga dibawah telingga dan bisa dipilin dengan
kedua tangannya. Mungkin Don terobsesi dengan manga atau kartun jepang yang
sering di tontonnya ya..hiiii.
Rambut Don memang lebat dan tekstur tebal
seperti rambut orang dewasa. Mungkin itu juga kebanggan tersendiri. Apalagi
kalau lihat rambut teman-teman sekolahnya, tidak ada yang rambutnya seperti
milik Don.
Ya..sejak lahir, Don memang dikaruniai
rambut yang lebat serta tumbuh dengan
cepat. Dan ketika rambutnya sudah mulai menutupi telinga atau jidat, mama pun
harus rela berbaik hati dan membujuknya agar segera potong rambut. Jadi rambut gondrongnya itu
tidak akan menambah ukuran kepalanya yang besar.
Meski pada awalnya orang di sekitarku,
terutama orang-orang tua tetangga sekitar rumahku merasa aneh dengan namaku.
Mereka kadang memanggilku Adon, Odon atau Doni, padahal
namaku bukan itu.
Kadang aku merasa kesal juga, tapi
bagaimana lagi mamaku dan ayahku memberiku nama itu.
Pernah aku ngotot minta namaku berubah
menjadi Dimas. Tapi kata mama itu tidak cocok buatku...heee
Tapi sebenarnya nama lengkapku Don Manik
Putra Yudani
Kata mama, namaku diperoleh bukan dengan
perjuangan panjang mencari nama-nama di buku khusus nama anak-anak atau dari
internet
Dari cerita mamaku, nama Don itu artinya
laki-laki seperti di negara Amerika Latin sana nama Don itu sebutan untuk orang
laki-lakiatau gelar bangsawan laki-laki,
ya seperti Don carlos atau Don Juan.
Begitu kata mama.
Kalau Manik bisa diartikan sesuatu yang
berkilauan, bisa juga itu perhiasan. Eeiit tapi tunggu dulu sebenarnya itu
pemberian ayah. Kata mama dulu ayah selalu bilang jika punya anak laki-laki atau
perempuan akan diberi nama Manik
Apa ya artinya, aku dan mama malah tidak
pernah menanyakan pada ayah alasan kenapa ayah memberiku nama Manik. Nanti akan
aku tanyakan dech.
Sedangkan Putra Yudani itu singkatan dari nama
kedua orang tuaku. Begitu katanya.
Aku adalah salah satu anak yang beruntung
yang terlahir di dunia ini. Meski sedikit berbeda kondisinya dengan teman-teman
sebayaku di kampung dan di sekolah, tapi aku tetap menganggap aku adalah anak
yang beruntung.
Aku mendapat limpahan kasih sayang dari
orang di sekitarku.Seperti mama,embah, tante dan om-om yang indekost di rumah
embahku yang besar.
Saat ini umurku baru 7 tahun dan aku duduk
di kelas 1 SD Islam yang berada tak jauh dari rumah.
Ini adalah cacatan keseharianku bersama
orang-orang di dekatku yang sayang denganku. Bersama mereka aku belajar banyak
hal.
Pastinya teman-teman juga pengalaman
seperti pengalamanku
Jadi betapa senangnya jika kita saling
berbagi pengalaman. Dan keseharianku ini aku ceritakan bersama mama. Jujur
saja, Aku sangat bergantung dengan mama karena aku sangat sayang dengan mama.
Jadi keseharianku adalah keseharian
kalian, keseharian anak-anak adalah anugerah .
Ada ceria, suka, sedih dan semua perasaan.
Semua di tulis dan diceritakan lewat
mamaku, karena meski aku sudah pandai
membaca dan menulis, tetap saja aku seringkali merasa malas. Karena melihat
tulisan yang banyak aku sudah capek..hiii
Padahal Kata mama, aku tidak boleh malas
membaca dan menulis, karena dengan membaca kata mama aku akan tahu banyak hal
Jadi mulai sekarang kita akan selalu
berbagi pengalaman.........
Begitu selalu pesan mama dan om Dhita
Sebagai hadiah ulang tahun ke 7, mama sengaja memberiku blog. Sebenarnya aku
minta mama membuatkan facebook. Kan lagi ngetrend kata mas Lucky sepupuku yang
tinggal di Jakarta. Dia punya nama facebook banyak katanya. Makanya, aku juga
pengen punya facebook seperti Mas, Mama dan semua orang.
Tapi Kata mama, punya facebook harus punya teman banyak. Jadi untuk
sementara mama memberikan blog-nya khusus untuk aku.
Blog singkatan dari "web log" adalah bentuk aplikasi web
yang menyerupai tulisan-tulisan pada sebuah halaman web umum. Situs web seperti
ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet. Jadi nanti aku dan
keseharianku bisa dilihat semua orang lewat internet. Itu lebih asyik kata
mama.
Jadi mulai hari ini, blog mama sudah menjadi milikku...
Cihuiiii...asyiknya punya blog
Moga-moga aku tidak keasyikan main game online dan PS ya..jadi aku
bisarajin bercerita....
Oh ya, sudah lama aku tidak tinggal
bersama ayahku karena kata mama, ayah dan mama sudah berpisah sejak aku berumur
2 tahun. Ayah tinggal di Bogor bersama orang tuanya, sedangkan aku tinggal di
Semarang, di kampung halaman mamaku.
Di rumah ini aku tinggal dengan embah
putri, aku tidak tahu pasti seperti apa embah kakung, aku hanya bisa melihat
embah lewat foto karena kata mama, embah kakung sudah meninggal sejak aku
berumur 19 bulan.
Selain itu juga ada tante Sakti dan
suaminya Om Danang. Dan ada 10 om-om mahasiswa kampus Undip yang nge-kos di
rumah embah. Namanya om Yoga, Danang, Eko, Singgih, Indra, Niko dan om Aming.
Yang lain sengaja tidak aku sebutkan karena aku memang sangat jarang bermain
dengan mereka.
Dan teman mamayang suka datang ke rumah dan main dengan
aku. Namanya om Dhita. Dia juga suka sekali membelikan aku buku-buku cerita. Om
Dhita sangat suka sekali membeli buku. Karena buku itu jendela ilmu katanya.
Apa itu artinya Om Dhita pengen aku punya
ilmu yang banyak ya...
Ini catatan sejak dua tahun lalu
Hm..lama juga ya ketika mama pertamakali
membuatkan aku sebuah blog
Tapi karena terlalu sibuk (itu alasan
mama), blogku ini jadi nggak pernah dikasih makan..hiiks
Jadi kamu bisa lihat sendiri kan?
Blogku jadi kuyuuuss begini
Nah, mulai sekarang mama ingin mengisi
lagi dengan cerita-ceritaku. Kata mama biar aku selalu mengingat masa kecilku
dan ketika aku dewasa nanti aku juga bisa berbagi dengan anak cucuku
Aduh,
kok ngomongin anak cucu sih. Aku kan masih kecil. Ya udah deg. Ayo kita
bersenang-senang aja dan nikmati ceritaku.
Anak
bagaimanapun keberadaannya dan kondisinya tetaplah sebuah anugerah terindah
yang diberikan sang pencipta
Sebagaimana Don, sosok bocah yang bertubuh
besar dari ukuran teman-teman sebayanya.
Catatan ini hampir semua adalah cerita
keseharian Don. dan Saya sebagai orang tuanya hanya sebagai perantara pengantar
cerita, pengalaman Don untuk teman-temannya, untuk orangtua dimanapun, dan
untuk semuanya.